Rasul adalah seseorang dengan jenis kelamin laki-laki yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan memiliki kewajiban untuk menyebar luaskan wahyu tersebut.

Nabi adalah seseorang dengan jenis kelamin pria yang mendapat wahyu dari Allah SWT namun tidak wajib disebarkan kepada orang lain.

Nabi dan rasul dalam ajaran islam wajib kita percayai karena terdapat pada rukun iman yang ke-4. Nabi serta rosul dalam menyampaikan dan menerima wahyu dari Allah SWT selalu dijaga dari perbuatan dosa dan salah yang disebut dengan ma’shum.

Nabi dan rasul sebelum diangkat menjadi nabi memiliki ciri-ciri kenabian / nubuwwah yang disebut juga dengan irhash. Nabi Muhammad SAW sejak kecil terkenal dengan akhlak yang mulia dengan sebutan al amin.

Sifat-sifat para nabi dan rasul Allah SWT :

1. Siddiq / siddik / sidiq / sidik
Siddiq berarti benar dan perkataan dan perbuatan. Jadi mustahil jika seorang nabi dan rosul adalah seorang pembohong yang suka berbohong.
2. Amanah / Amanat
Amanah artinya terpercaya atau dapat dipercaya. Jadi mustahil jika seorang nabi dan rosul adalah seorang pengkhianat yang suka khianat.
3. Fathonah / Fathanah / Fatonah
Fathonah adalah cerdas, pandai atau pintar. Jadi mustahil jika seorang nabi dan rosul adalah seorang yang bodoh dan tidak mengerti apa-apa.
4. Tabligh / Tablik / Tablig
Tabligh adalah menyampaikan wahtu atau risalah dari Allah SWT kepada orang lain. Jadi mustahil jika seorang nabi dan rosul menyembunyikan dan merahasiakan wahyu / risalah Allah SWT.
Sumber http://organisasi.org/


Meneladani Kepemimpinan Rasul

Kata orang bijak, belajarlah dari sejarah. Dalam ungkapan yang sangat indah dan memukau, Thomas Carlyle mengatakan, “the history of the world is but the biography of great men.” Sejarah tak lebih merupakan kumpulan biografi orang-orang besar. Kita bisa menemukan sosok pemimpin ideal dalam sejarah Islam di masa silam. Tentu saja perilaku pemimpin yang paling ideal dijadikan teladan adalah perilaku yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
Ayat ini menunjukkan bahwa Rasul SAW adalah manusia istimewa. Kepemimpinannya pun secara pasti berlangsung secara istimewa dan luar biasa. Beliau memimpin dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Beliau pun bisa tampil sebagai pemimpin yang gagah berani, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Kepemimpinan model ini disebut kepemimpinan profetik, yakni kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan sebagaimana nabi dan rasul melakukannya. Karakteristik kepemimpinan ini terdiri dari empat aspek, yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah.

Sifat siddiq berpihak pada kebenaran yang datangnya dari Allah, sehingga seluruh pikiran, perasaan, dan ucapannya selalu konsisten dengan perbuatannya. Sifat amanah berarti dapat dipercaya karena mampu memelihara kepercayaan dan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Sifat tabligh berarti memiliki kemampuan dalam menyampaikan informasi apa adanya serta berani menyatakan kebenaran dan bersedia mengakui kekeliruan. Adapun sifat fathonah berarti cerdas yang dibangun dari ketakwaan kepada Tuhan, di mana aktualisasinya pada etos kerja dan kinerja pemimpin yang berkomitmen pada keunggulan.
Nah, akankah kita terjebak lagi untuk memilih pemimpin yang tidak memenuhi karakteristik kepemimpinan sebagaimana yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Marilah kita bersama-sama merapatkan barisan serta menyatukan pikiran dan perasaan untuk berjuang bersama mewujudkan kepemimpinan profetik yang berpegang teguh kepada Alqur’an dan Hadits. Maha Benar Allah dalam firman-Nya,
” Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (Q.S. Al-Anfaal [8]: 24).


Kepemimpinan Modern

Seorang Pemimpin yang ingin menegaskan dirinya harus mampu bertindak tegas jika hal itu diperlukan
Seorang Pemimpin tak boleh mencuri harta rakyatnya, karna manusia lebih mudah melupakan kematian ayahnya daripada kehilangan harta warisannya.Kebesaran seorang manusia tidak boleh diukur menurut usaha luar biasanya melainkan menurut prilaku hariannya. Barang Siapa diantara kita yang dapat paling baik menanggung suka duka hidup, menurutku dialah yang paling baik terdidik, jadi pendidikan sejati terletak lebih pada latihan daripada ajaran

Orang harus mengajarkan kepada anak-anak satu-satunya ilmu yaitu ilmu tentang kewajiban manusia
Rahasia agung pendidikan adalah mengarahkan sedemikian rupa sehingga latihan-latihan jasmani dan rohani saling bekerjasama untuk menciptakan relaksasi. Untuk mendidik anak-anak orang mesti mengerti bagaimana kehilangan waktu untuk meraih waktu. Tawa sembrono dapat membusukkan hasil pendidikan setengah tahun, untuk menjadi tuan atas anak-anak orang harus menjadi tuan atas dirinya sendiri. Setiap langkah gerakan riil adalah lebih penting daripada satu lusin program.Untuk dapat meraih tujuan tertentu dalam politik orang boleh berkawan dengan setan , tapi orang harus memiliki kepastian orang tersebut menipuu setan bukan ditipu setan
Orang harus mengajar rakyat menakut-nakuti diriinya sendiri untuk membuatnya berani “Orang yang bijak adalah orang yang mengambil sisi positif dari segala hal”.

Jika kita bandingkan dengan zaman sekarang ini,sepertinya sifat-sifat Nabi Muhammad Saw tersebut tidak pernah dipraktekkan oleh setiap orang. maaf sebelumnya bukan berarti saya men-judge stiap orang begitu (tapi saya juga sadar bahwa manusia pada dasarnya juga diciptakan tidak sempurna begitu jg dengan saya) saya hanya ingin mengingatkan saja kalo boleh ^_^

Coba kita perhatikan saat orang-orang pandai dari setiap partai-partai yang melakukan kampanye, mereka berbicara dengan lantang dan berjanji akan mensejahterakan rakyat tapi sekarang yang kita lihat, masih banyaknya pengangguran-pengannguran yang merajalela, masih banyaknya orang-orang yang terlantar dijalanan dan diusir dari tempat tinggalnya karena sengketa tempat yang bukan milik orang2 jalanan tersebut,dan yang sering kita lihat masih banyak orang yang meminta sumbangan, bukannya antrian pendek tapi malah antriannya semakin panjang…

Pertanyaannya apakah sifat Siddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh yang diajarkan oleh Rasul tersebut sudah tidak berlaku pada zaman sekarang …hmmmm semoga sifat-sifat Rasul tersebut dapat menjadi tauladan yang baik untuk kita dan semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa-peristiwa sekarang, dan semoga kita semua dapat hidup lebih baik lagi…amin ya robbal alamin..